Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Ketika Etika Bisnis Tidak Dijalankan, Prinsip Apa Saja Yang Hilang?

Oleh: Amalia Savitri, Pingkan Gading, Zoya Abigel Purba

Saat ini, bisnis telah memberi sumbangan atau kontribusi yang sangat berpengaruh pada perekonomian tak terkecuali pada kondisi perekonomian di Indonesia. Ketika mendirikan sebuah usaha, permasalahan mengenai etika bisnis dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku perlu diperhatikan lagi bagi setiap pelaku bisnis. Etika bisnis merupakan suatu fondasi yang harus dimiliki bagi seluruh perusahaan manapun tanpa terkecuali sebab nantinya etika dalam bisnis akan berpengaruh terhadap berjalannya suatu usaha. Muslich (2004: 9) mengatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai tata cara yang seharusnya diberlakukan dalam mengatur dan mengelola usahanya dengan memperhatikan norma yang ada disertai dengan moralitas yang berlaku secara mendunia atau universal. Norma dan moralitas dalam suatu usaha memiliki fungsi serta peran untuk menyokong maksud dan tujuan dari adanya kegiatan usaha. K Bertens berpendapat bahwa etika menjadi sesuatu hal yang berkaitan dengan kebiasaan hidup, tata cara hidup serta bersikap baik pada diri seseorang atau kepada masyarakat yang sudah ada secara turun temurun. Menurut K Bertens etika bisnis yaitu pemikiran kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Etika bisnis juga dapat diartikan sebagai studi mendasar juga mempraktekkan standar yang diimplementasikan kepada sistem dan lembaga yang dipakai masyarakat sekarang untuk kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa yang dihasilkan kepada masyarakat yang ada pada suatu organisasi.

Dari pendapat para ahli diatas dapat diartikan bahwa etika bisnis merupakan standar yang menjadi pegangan bagi setiap perusahaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan. Pada tahun 2021, tercatat ada 28 perusahaan baru yang siap bersaing di Indonesia dilansir dari data yang diucapkan oleh Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia. Ditengah maraknya perkembangan dunia bisnis di Indonesia, para pelaku usaha saat ini berlomba – lomba untuk memperoleh profit yang tinggi dengan biaya produksi yang murah. Hal ini dilakukan agar perusahaan mampu memenangkan persaingan antar industri dan ingin dikenal sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan lebih. Tidak jarang perusahaan melakukan pelanggaran etika demi mencapai ambisinya tersebut.

Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak jujur memiliki dampak beragam dengan jangka waktu yang berkepanjangan. Contoh sederhananya, apabila perusahaan memalsukan bahan baku dalam kemasan produk atau misalnya perusahaan menambahkan bahan berupa zat berbahaya dalam produk dengan tujuan mengurangi biaya produksi. Hal tersebut sengaja dilakukan perusahaan untuk memperoleh laba yang besar tanpa memperhatikan kandungan zat berbahaya dan keamanan produk. Akan tetapi, perilaku kecurangan tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi konsumennya seperti gangguan pernafasan hingga berpotensi menyebabkan kematian. Memang pada awalnya perusahaan cenderung tidak memikirkan dampak dari perbuatannya sebab mereka hanya tergiur dengan “keuntungan” saja akan tetapi mereka tidak sadar bahwasannya kecurangan yang mereka lakukan tentunya akan menjadi “bom bunuh diri” bagi perusahaan mereka. Pelanggaran dalam hal seperti ini merupakan bentuk nyata dari perusahaan yang tidak menjadikan etika bisnis sebagai landasannya dalam mendirikan usaha. Perlu diingat ketika suatu perusahaan ingin memproduksi produk dengan kualitas tinggi maka perusahaan tersebut harus siap untuk mengeluarkan biaya produksi yang tinggi juga untuk menjamin produk tersebut baik dan aman untuk digunakan masyarakat luas.

Berdasarkan kelima prinsip etika bisnis menurut Sonny Keraf, perusahaan yang melakukan kecurangan seperti penggunaan zat berbahaya di dalam produknya telah melanggar prinsip etika bisnis yaitu prinsip otonomi dengan mengambil keputusan yang merugikan konsumen untuk meminimalkan biaya produksi tanpa memperhatikan efek kesehatan jangka panjang konsumennya, prinsip kejujuran dan keadilan dengan tidak memberikan informasi yang benar terkait bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi, prinsip saling menguntungkan (win-win solution) dengan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat luas terkait informasi bahan-bahan dalam kandungan suatu produk, serta prinsip integritas moral karena perusahaan tersebut secara sadar memproduksi produk yang membahayakan konsumennya hanya untuk memenuhi tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang besar. Kasus pelanggaran terhadap prinsip etika bisnis yang dilakukan oleh perusahan dapat mengakibatkan kemunduran dan kerusakan citra serta nama baik perusahaan dalam pasar yang membuat masyarakat ragu untuk kembali menggunakan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Tetapi, ketika membahas mengenai “produk dengan harga jual yang murah” kita tidak bisa melihat dari perspektif pelaku usaha saja namun perlu memperhatikan perspektif konsumen dimana saat ini konsumen dituntut untuk lebih berhati – hati ketika mengkonsumsi suatu produk. Pada dasarnya, Indonesia termasuk negara berkembang hal ini bisa dilihat dari berbagai aspek yang ada. Salah satunya yaitu aspek ekonomi dimana Indonesia memiliki pendapatan perkapita menengah kebawah. Hal ini tidak terlepas dari populasi penduduk Indonesia yang menduduki posisi nomor 4 penduduk terbanyak didunia. Banyak sekali masyarakat menengah kebawah hingga menengah keatas yang cenderung memilih produk yang lebih murah tanpa melihat terlebih dahulu apakah produk tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Masyarakat sering kali menerapkan pola pikir “lebih baik membeli barang murah dibandingkan barang mahal dimana kedua barang tersebut memiliki kegunaan yang sama”.

Maka dari itu, baik dari sisi pelaku usaha dan masyarakat perlu lebih aware lagi dengan produk yang dijual dan yang dibelinya. Persaingan bisnis yang setiap hari semakin sulit tidak jarang membuat perusahaan tergoda untuk menempuh tindakan yang berbau kecurangan hingga kriminalitas demi mencapai tujuannya. Saat ini, setiap individu, setiap perusahaan memiliki kebebasan untuk bersaing dan melakukan kompetisi untuk mencapai keuntungan yang sebesar – besarnya. Seharusnya, perusahaan harus tetap memikirkan strategi bersaing melalui sisi etika bisnis, namun pada kenyataannya perusahaan sering kali melupakan pentingnya etika bisnis. Saat ini perusahaan lebih mementingkan egonya untuk mendapatkan profit dan menjadi penguasa pasar dengan mengabaikan etika bisnis yang sudah seharusnya menjadi kewajiban mereka demi menciptakan persaingan industri yang sehat. Perlu diingat bersama bahwa dampak atas pelanggaran etika yang terjadi bukan hanya sekedar kerugian materi saja namun jasmani dan rohani dari konsumen pun ikut dirugikan.

Salah satu prinsip etika yang utama adalah mengedepankan prinsip kejujuran dalam kegiatan bisnis agar konsumen merasa aman dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Penerapan prinsip kejujuran dalam etika bisnis dapat dilakukan berbagai cara, berdasarkan contoh kasus diatas seperti menggunakan bahan yang aman dalam pembuatan produk, mencantumkan semua bahan yang terkandung dalam suatu produk dengan benar. Prinsip kejujuran dalam etika bisnis menjadi penting karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis di era digital terlebih saat ini semua bisnis ingin mempertahankan loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Apabila perusahaan menemui permasalahan seperti ini dan hendak membangun kembali citra perusahaan maka mereka harus memberikan inovasi baru terhadap varian produk yang lebih beragam agar menarik serta meningkatkan kualitas pada produk tersebut agar membuat masyarakat kembali percaya dan menggunakan kembali produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Setiap perusahaan sudah seharusnya menerapkan kegiatan operasionalnya berdasarkan dengan etika bisnis sebab etika bisnis ini sangat berpengaruh tidak hanya pada consumer trust namun pada supplier trust-nya. Apabila konsumen ataupun supplier nya kehilangan kepercayaan akibat “kenakalan” para pelaku usaha, maka hal ini tentunya akan berdampak secara signifikan bagi perusahaan. Perlu diingat bahwa etika bisnis dapat dilakukan dalam berbagai aspek. Dapat memberikan kepercayaan dan integritas moral yang baik kepada masyarakat juga berpengaruh besar terhadap reputasi suatu perusahaan. Menerapkan etika bisnis dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Meskipun tidak memberikan keuntungan secara instan, namun menjalankan etika bisnis merupakan wujud investasi jangka panjang. Oleh karena itu, para pelaku bisnis perlu mengingat bahwa etika dalam berbisnis sangat penting dan memiliki manfaat yang berkepanjangan dan diharapkan perusahaan dapat menerapkan semua prinsip etika bisnis dalam kegiatan perdagangan agar tetap menjaga nama baik dan citra perusahaan dalam masyarakat. Tak hanya pelaku bisnis saja, tetapi masyarakat juga harus lebih teliti dalam memilih produk dengan memperhatikan kandungan yang ada dalam produk tersebut sehingga aman untuk dikonsumsi.

Penulis : Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia

 

Share:

Tinggalkan Balasan