Makassar/ Liputan7news.com
Ibu adalah sosok yang Istimewa bagi tiap manusia. Ibu itu ibarat seperti Laut, beliau dalam dan menunggu. Ibu adalah detak nadi waktu. Inilah mukaddimah dalam sesi Mauidzah Hasanah yang disampaikan oleh Ustadz H. Badaruddin Basir., S.Ag pada Majelis Pengajian yang diselenggarakan oleh MT.Azhariyah Masjid AZHAR Kecamatan Mamajang, 5 Rajab 1443 H.
Majelis Pengajian yang rutin digelar di Masjid AZHAR Mamajang kali ini
mengangkat tema Berbakti Kepada Kedua Orang Tua. Ustadz Fanni Ardiansyah selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa pihaknya sengaja mengangkat tema ini bukan tanpa sebab, karna melihat fenomena yang terjadi dewasa ini semakin banyaknya perilaku menyimpang dan tidak terpuji yang dilakukan orang-orang di beberapa tempat terhadap kedua orangtuanya. Padahal orang tua itu laksana Malaikat nyata bagi kita untuk dimuliakan.
Dalam sambutan pembuka yang disampaikan oleh Ustadzah Yunaedah Abd.Salam selaku Ketua MT. Azhariyah menyatakan bahwa salah satu tugas didirikannya Majelis Taklim adalah sebagai kawah candradimuka dalam rangka memberikan pembinaan kepada Masyarakat khususnya pembinaan Mental Spritual. Hari ini kembali kami melaksanakan Pengajian dengan menghadirkan Sekretaris Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Sulsel, Ustadz H. Badaruddin Basir., S.Ag. Harapan kami semoga majelis ini makin memberi membawa kebermanfaatan buat warga sekitar.
Dalam penjelasannya, Ustad Badaruddin Basir banyak memberi nasehat tentang memuliakan kedua otangtua khususnya ibu., diantaranya adalah yang pertama wajib menghormati orang tua dan jangan pernah membantah mereka. Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, menerangkan berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap Muslim setelah tauhid. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” Selain itu, dalam firman Allah SWT ini juga disinggung untuk jangan membantah orang tua. Termasuk jangan mengucapkan “Ah,” membentak keduanya, dan diharuskan mengucapkan perkataan yang baik dan sopan.
Yang kedua, ingat pengorbanan orang tua. Masih dalam surat Al-Isra’ pada ayat selanjutnya, Allah meminta agar manusia selalu mengingat perjuangan orang tua. Khususnya, pengorbanan mereka membesarkan kita anak-anaknya sejak kecil.
Yang ketiga, berbuat baiklah kepada orang tua anda meskipun mereka ada yang non-Muslim, berbeda keyakinan dengan anda. Pertanyaannya, bagaimana cara dan wujud bakti itu?
Muballigh yang sering disapa Ustadz Badar itu menyatakan bahwa Allah telah menyuruh agar selalu menghormati orang tua. Meski begitu, jika mereka berusaha memaksa anda menyekutukan Allah, Allah berpesan agar tidak mentaatinya. Yang jelas, kita diharapkan selalu menjaga hubungan baik dengan mereka sebagaimana Allah berfirman dalam surat Lukman ayat 15: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Dan nasehat yang keempat, Ustadz Badar berpesan agar hormati ibumu dalam segala kondisi. Rasulullah selalu mengajarkan menghormati orang tua merupakan bentuk kewajiban setiap Muslim, terutama menghormati ibu. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menyebut tiga kali sebagai orang pertama yang harus dihormati.
Diriwayatkan Abu Hurairah, ada seorang pria datang kepada Rasulullah. Ia bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?”
Rasulullah menjawab “Ibumu.” Pria itu kembali bertanya “Lalu siapa lagi?”. Rasulullah menjawab “Ibumu.” Ketiga kalinya, ia masih bertanya “Siapa lagi?” Rasulullah kembali menjawab “Ibumu.” Baru yang keempat kali setelah pria itu bertanya, Rasulullah menjawab “Ayahmu.
Semoga dengan beragam wujud bakti kita kepada orangtua, menjadikan kita mendapat keberkahan dari Allah SWT di dunia dan lebih-lebih kelak di akhirat.
Ttd,
Muhammad Rafli (Sekretaris Panitia)
*