Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Guru Bebas Mengajar Dalam Pendalaman Materi MGMP Bahasa Indonesia

Batam- Liputan 7.com | Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tingkat kota Batam berlangsung di SMA Negeri 1 Sekupang kota Batamam bertepatan dengan tanggal 25 Agustus 2022, dimulai pukul 08.00 sampai selesai. Hadir dalam MGMP Bahasa Indonesia adalah, Adi Saputra, M.Pd sebagai pemateri, Asriyanti, S.Pd ketua MGMP Bahasa tingkat SMAN/S dan sederajat, serta para peserta MGMP Bahasa Indonesia se kota Batam.

Di awal pemaparan materinya Adi Saputra memaparkan bahwa tingkat keterlibatan guru dalam proses pembelajaran adalah verbal, visual, terlibat, dan berbuat.

Yang perlu diingat adalah membaca 10%, dengarkan 20 %, lihat gambar diagram, lihat video/ film , lihat demontrasi masing masing 30%, terlibat dalam diskusi 50%, menyajikan presentasi, 70%, bermain peran dan mengerjakan hal yang nyata 90% sebagaimana fower point yang ditampilkan oleh Adi Saputra dengan judul “Succesful Learning Comes, From Doing” (Whyatt & Looper, 1999).

Kurikulum merdeka ini setiap kelas harus ada keunikan kelas apalagi setiap sekolah, sehingga anak bisa memilih kegiatan belajarnya. Termasuk anak yang tak suka berkelompok maka guru harus pandai mengajar anak untuk menuntun anak belajar sepanjang hayat.

Dalam kurikulum merdeka belajar diharapkan harus banyak umpan balik antara siswa dan guru bidang studi, dan juga harus ada penilaian antar teman sejawat, disitulah letaknya merdeka belajar. Artinya keterampilan lebih utama dibanding dengan hafalannya. Apabila ada anak yang kurang aktif maka bagaimana cara guru untuk mengadakan refleksi kepada siswa tersebut, termasuk saat masuk di kelas jangan langsung masuk inti pelajaran, tetapi kalau bisa pendekatan persuasif dulu dengan menanyakan keadaan siswa masing masing.

Sumber belajar adalah kapan saja, dimana saja, sama siapa saja itulah sumber belajar yang dibarapkan untuk pengembangan metode pembelajaran merdeka belajar ke depannya.

Adi Saputra mengutip Kemendikbudristek menyediakan 7 tema utama yang perlu dikembangkan menjadi modul dengan topik dan tujuan yang lebih spesifik yaitu 1. Bangunlah jiwa raganya, 2. Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, 3. Bhinneka Tunggal Ika, 4. Gayahidup berkelanjutan, 5. Kearifan lokal, 6. Kewirausahaan, dan yang ke 7. Suara demokrasi

Dilanjutkannya bahwa Asesmen Kurikulum Merdeka Belajar yaitu 1. Penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik, 2. Menguatkan pelaksanaan penilaian autentek terutama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila, 3. Tidak ada pemisahan antara penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Dalam sistem merdeka belajar yang paling penting adalah umpan balik. Mengapa umpan balik itu penting?
Karena umpan balik merupakan kumpulan informasi mengenai bagaimana seseorang melakukan kegiatan. Umpan balik biasanya berisi hal baik yang sudah dilakukan, hal yang butuh perbaikan dan hal yang bisa dikembangkan untuk dibahas selanjutnya demikian Adi Saputra mengakhiri materinya.

Pertemuan MGMP saat ini diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh peserta MGMP dan berharap kegiatan ini terus berkelanjutan tutur para peserta MGMP Bahasa Indonesia. (NT).

Share:

Tinggalkan Balasan