JAKARTA- Ketua Ormas Front Pembela Rakyat (FPR) yang juga sebagai aktivis Nasional anti korupsi, Rustam Efendi, SH memilih menjadi bagian dari masyarakat yang mendukung Tokoh pengamat kebijakan publik yang selalu mengambil posisi sebagai pengkritik atau ber-oposisi dengan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo.
“Dengan pikiran jernih dan kesadaran akal sehat memilih sebagai bagian masyarakat yang mendukung Bung Rocky Gerung, saya tidak mengenal dia, tapi saya setuju dengan narasi dan argumentasi pemikiran membuka wawasan dan kesadaran rakyat, untuk memaksimalkan otak, dengan nalar kritis.” Kata Rustam kepada redaksi, dari Jakarta, Sabtu (5/8/2023) Pukul 12:47
Rustam menghargai pilihan sebagian rakyat yang memilih menjadi lawan Rocky Gerung dalam Negara Demokrasi.
“Sebagai sesama rakyat NKRI, yang mana Republik ini mendukungnya Azas Demokrasi, saya harus menghargai perbedaan pilihan atau dukung sesama rakyat, itu Hak Asasi Rakyat dalam Republika Negara Demokrasi.” Jelasnya.
Namun Rustam menegaskan terlepas kontroversi perkataan Rocky Gerung yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo oleh Relawan yang mengatasnamakan pendukung Presiden RI ke-7 tersebut. Akhirnya di blow up secara Massif oleh hampir semua media massa di tanah air. Justru ada sisi minusnya banyak kasus-kasus besar korupsi yang sedang ditangani aparat hukum sebagai atensinya rakyat, seperti teralihkan.
“Mencuatnya Kontroversi Rocky Gerung di masyarakat blow up massif media mainstream, seakan menjadi Framing, seperti mengalihkan fokus rakyat ke kasus besar korupsi seperti BTS Kominfo, kritikan terhadap IKN, Masalah-Masalah Konflik Agraria, Kasus Kepala Daerah yang di OTT KPK dan masih banyak lagi.” Tutupnya.
Catatan Redaksi, tentang framing media dan pengalihan Isu:
Framing Media
Dalam teori sosial, framing atau pembingkaian adalah skema interpretasi, sekumpulan anekdot dan stereotipe yang diandalkan oleh para individu untuk memahami dan merespons sebuah peristiwa. Dengan kata lain, orang-orang membangun “filter-filter” serangkaian kejiwaan melalui pengaruh kebudayaan dan biologis. Kemudian, mereka menggunakan filter-filter ini untuk memahami dunia. Pilihan-pilihan yang kemudian mereka buat dipengaruhi oleh penciptaan frame mereka.
Transfer issues, Issue redirection, Issue transfer dari bahasa Inggris atau kita kenal sebagai pengalihan isu.
Pengalihan isu dan strategi intelijen media.
Tiap data atau informasi yang diluncurkan pihak penjajah dan para agen proxy-nya di sini, pasti punya makna taktis, strategis maupun ideologis. Maka itu para pengelola media massa maupun masyarakat pembaca, harus sama sama waspada dan kritis.
Tentang adanya pengalihan isu lumrah terjadi di kalangan khalayak yang menggemari teori konspirasi. Teori konspirasi berkecambah di lingkungan yang tingkat literasinya rendah. Orang malas berpikir. Makin rajin bergosip. Terjadi pendangkalan intelektual.
Bagi penakzim teori konspirasi, pengalihan isu dianggap suatu cara mengalihkan fokus orang-orang pada suatu pemberitaan. Ketika orang-orang sibuk mengikuti pemberitaan suatu kasus besar, lambat laun pemberitaan itu (entah sengaja atau tidak) ditenggelamkan dan digantikan dengan berita lain yang lebih menghebohkan.
Pagi, siang, malam, berita tersebut terus-menerus disiarkan dan diperbincangkan banyak media. Timbullah kecurigaan adanya pengalihan isu. Pengalihan isu, walaupun banyak dibicarakan, diperdebatkan, tak pernah bisa dibuktikan secara riil.
Dikutip redaksi dari;
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Pembingkaian
2.https://www.obsessionnews.com/pengalihan-isu/
3.http://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/2557-pengalihan-isu
4.https://id66.ilovetranslation.com/uChX5ElwSJB=d/
Pewarta: Freddy Watania