Jakarta, Liputan7News. Com- Aksi saling dorong terjadi di tengah unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Senin (27/9/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.
Massa berupaya merangsek maju tetapi diadang oleh aparat kepolisian. Lewat pengeras suara, aparat kepolisian mengimbau massa untuk tetap tenang.
“Tahan, tahan. Ditahan. Adek adek, tolong adek-adek. Adek-adek mahasiswa. Kita sama-sama. Kita saudara. Tolong dijaga emosinya,” ujar Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto lewat pengeras suara, Senin siang.
Adapun aksi unjuk rasa ini digelar oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Gerakan Selamatkan KPK (GASAK). Aksi unjuk rasa ini mereka gelar, menuntut tindak lanjut Presiden Joko Widodo, untuk segera menyelamatkan 57 pegawai KPK yang akan dipecat secara resmi pada 30 September 2021 depan, serta Mencopot Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firly Bahuri
“Terkait adanya aksi massa yang berlangsung siang ini di KPK, beberapa hal kami sampaikan bahwa KPK tetap fokus terhadap kerja-kerja pemberantasan korupsi sehingga kami tidak ingin berdinamika menanggapi isu ini,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Senin.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan aksi di Gedung KPK, hari ini. Aksi demo mahasiswa itu untuk menyampaikan asprirasi mengenai pemberhentian 56 pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).
Ali mengatakan, KPK melalui berbagai upaya pencegahan, pendidikan, dan juga penindakan berusaha untuk terus membuktikan hasil kerjanya kepada publik. KPK pun mempersilakan publik menilai kerja-kerja pemberantasan korupsi secara objektif.
“Tidak hanya soal seberapa banyak KPK menangkap para pelaku, seberapa banyak KPK memulihkan kerugian keuangan negara, seberapa efektif KPK mendorong perbaikan sistem dan tata kelola. Tetapi juga bagaimana kita semua berupaya dan terus yakin akan generasi penerus yang lebih baik melalui penanaman nilai-nilai antikorupsi,” tuturnya.
KPK, lanjut Ali, selalu mendengarkan saran dan masukan dari mahasiswa.
“Sebagai seorang pembelajar, kami yakin teman-teman mahasiswa bisa melihat fakta-fakta secara jernih dan mampu mengelaborasinya dalam gagasan dan aksi yang konkret,” ujar dia.
Ali mengaku, selama ini, KPK banyak berkolaborasi dengan kampus melalui implementasi pendidikan antikorupsi, perekaman sidang tindak pidana korupsi, dan penajaman ide-ide baru strategi pemberantasan korupsi melalui berbagai aktivitas dan program.

“Pemberantasan korupsi butuh sumbangsih nyata yang seperti ini dari teman-teman mahasiswa. Kami juga berharap publik tidak mudah terpicu untuk hal-hal yang justru kontraproduktif karena tantangan dan tugas pemberantasan korupsi ke depan masih banyak yang harus kita kerjakan. Soliditas dan sinergisitas para pihak penting untuk mewujudkan harapan kita bersama, masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera,”
“Gerakan selamatkan KPK, pada hari ini berkumpul menindaklanjuti dengan apa yang menjadi jawaban Pak Presiden [Jokowi] hingga saat ini tidak memberikan keberpihakannya terhadap pegawai KPK. Maka seperti ultimatum yang kami berikan, 3 kali 24 jam tidak ada jawaban, kami akan turun ke jalan. (Juliyanti)