Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pengurus Masjid AZHAR Jalan Onta Baru Kota Makassar Melaksanakan Qiyamullail Dalam Rangka Isra’ Mikraj

Makassar / Liputan7news.com Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw diyakini terjadi pada tanggal 27 Rajab. Dengan begitu, Isra’ Mi’raj pada tahun 1443 H terjadi bertepatan dengan Selasa, 1 Maret 2022 M. Hal ini didasarkan pada ikhbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengenai awal Rajab 1443 H yang jatuh pada Kamis, 3 Februari 2022 M. Keputusan ikhbar ini juga didasarkan pada laporan tim rukyat yang tidak melihat hilal di seluruh Indonesia pada Selasa Pon 29 Jumadal Akhirah 1443 H / 1 Februari 2022 M. “Dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi’li yang tersebar di delapan provinsi, tidak satu pun yang berhasil melihat hilal. Rata-rata terhalang mendung dan hujan. Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah digenapkan (istikmal) 30 hari, demikian mukaddimah yang disampaikan Ustadz Bambang Sampurno., S.Ag., M.A saat mengawali ritual Qiyamullail Rutin Keluarga Besar Jamaah Masjid AZHAR yang bertepatan dengan Refleksi Isra Mikraj 1443 H.

Pelaksanaan Qiyamullail dirangkai Refleksi Malam Isra’ Mikraj dilaksanakan oleh Pengurus Masjid AZHAR, sarat dengan kegiatan keagamaan salah satunya sholat Hajat dan Tasbih dan puncaknya diisi dengan Dzikir berjamaah. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul (20.00) Wita, seusai sholat isya berjamaah, hadir dalam kegiatan tersebut, pengurus masjid AZHAR, remaja Masjid, para santri, pengurus majlis taklim, serta sejumlah jamaah masjid AZHAR.

Kegiatan ini dipandu langsung oleh Penanggung Jawab Masjid AZHAR Kecamatan Mamajang, Ustad Bambang Sampurno S.Ag. M.A.

Isra Mikraj menjadi salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Momen yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab ini terjadi pada malam hari sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 1 yang artinya: “Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”, terang Ustadz Bambang.

Ditambahkannya lagi bahwa ada beberapa alasan mengapa Isra Mi’raj terjadi pada malam hari sebagaimana dijelaskan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra. Pertama, malam merupakan waktu yang sunyi sehingga dinilai sebagai saat yang istimewa dan sangat pas untuk berkhalwat atau menyendiri guna mendekatkan diri kepada Allah swt.

Kedua, malam merupakan waktu diwajibkannya melakukan shalat. Hal ini sebagaimana pernah dijelaskan dalam surat Al-Muzzammil ayat 2 yang artinya, “Dirikanlah shalat di malam hari, kecuali sedikit.”

Ketiga, sebagai sebuah ujian bagi para Mukmin untuk percaya terhadap hal-hal yang ghaib, hal-hal yang tidak dapat dicerna oleh akal, serta sebagai ujian bagi orang-orang kafir. Apakah ia tetap ingkar dengan risalah nabi, atau akan beriman.

Keempat, malam merupakan waktu yang mulia. Sebab, pada waktu tersebut menyimpan beberapa peristiwa, terlebih kisah istimewa kehidupan para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Termasuk di antaranya adalah kisah Nabi Ibrahim saat berasumsi bahwa bintan-bintang sebagai Tuhan, sebelum akhirnya dia sadar bahwa asumsinya itu salah.

Kelima, malam merupakan waktu yang tepat untuk berkumpulnya seseorang dangan orang yang dicintainya. Sebab itulah Allah memberangkatkan Nabi Muhammad (hamba yang dicintai-Nya) untuk Isra’ Mi’raj pada malam hari.

Keenam, malam merupakan satu-satunya waktu yang dijanjikan Allah sebagai waktu terbaik dari seribu bulan (lailatul qadar). Tidak ada waktu lain selain malam yang memiliki keistimewaan seperti ini.

Ketujuh, malam merupakan waktu turunnya wahyu yang pertama.

Kedelapan, malam merupakan waktu mudah dikabulkannya doa, berbeda siang hari yang hanya berlaku saat hari Jumat.

Kesembilan, malam merupakan waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran dengan beristirahat. Sedangkan pagi diciptakan Allah untuk mencari penghasilan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 47 yang artinya: “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”.

(*)

Share:

Tinggalkan Balasan