Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Praktisi Hukum Dan Pemerhati Pendidikan: Stop! Kekerasan Dunia Pendidikan Di Bengkulu Utaru

Ket.Poto : Praktisi Hukum dan Pemerhati Pendidikan Bengkulu Utara, Eka Septo, MH,Mce

Bengkulu Utara,Beritarafflesia.com.com – Praktisi Hukum dan Pemerhati Pendidikan Bengkulu Utara, Eka Septo, MH, MCe menilai, masih lemahnya pengawasan stakeholder yang ada, sehingga kekerasan di dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bengkulu Utara terjadi.

Semestinya, kata Eka, selaku tenaga pendidik, para guru harus memahami karakter anak didik mereka. Karena, ranahnya di sekolah bukan di rumah ketika anak-anak beraktifitas menimba ilmu.

“Kita tidak ingin hal ini terulang lagi, dan kejadian di SDN 213 di Karya Bakti Kecamatan Marga Sakti Seblat bisa dijadikan pelajaran bersama untuk kita semua, terlebih lagi stakeholder yang ada dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara,” kata Eka Septo, (3/9/2021).

Eka pun menilai, tindakan kekerasan yang dilakukan oknum guru tersebut, sudah mencederai dunia pendidikan di Kabupaten Bengkulu Utara. Tak hanya itu kata Eka, dampaknya juga kepada psikologis anak didik hingga membuat traumatik tersendiri bagi mereka.

“Kita sampaikan hal ini bukan berarti menjatuhkan pihak-pihak terkait, namun lebih dari itu, bahwasannya problem ini mesti disikapi. Agar kekerasan terhadap anak didik di sekolah tidak terjadi lagi,” jelas dia.

Eka Septo menambahkan, sanksi tegas mesti diberikan kepada oknum guru ini, agar persoalan ini tidak berkepanjangan dan tidak tidak tuntas. Apa yang menjadi keinginan Wali murid, dalam hal ini Dispendik untuk bersikap tegas.

“Wakil rakyat dalam hal ini DPRD Bengkulu Utara yang membidangi pendidikan agar bersikap pula. Ini merupakan momok yang tidak terpuji yang sudah dilakukan oknum guru yang notabene guru Agama,” ujar dia.

Dikutip dari SKH Radar Utara, Senin (30/8/2021) seorang guru yang mengisi mata pelajaran Agama melakukan tindakan arogan kepada muridnya, pada saat kegiatan belajar mengajar pertemuan tatap muka.

Oknum guru, tidak hanya menampar murid kelas I tersebut dengan buku, akan tetapi membentak dan melontantakan kata-kata kasar yang menggunakan kata bin4t4ng. “[Bela]

Share:

Tinggalkan Balasan